Hal yang sangat disarankan bagi setiap pengendara untuk tidak mengambil risiko melewati banjir. Namun terkadang, kita tidak menemukan jalan lain sehingga dalam batas ketinggian air tertentu pengemudi memberanikan diri melewati banjir.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan saat kendaraan mogok melewati banjir.
Kerusakan mesin yang menyebabkan overhaul hanya terjadi karena water hammer. Ini dipicu karena tersedotnya air melalui saringan udara kemudian mengalir hingga ke silinder mesin.
Silinder mesin adalah tempat terjadinya kompresi bahan bakar dan udara saat mesin dihidupkan. Masalah akan timbul saat yang masuk melalui saringan udara adalah air. Sebab, air tidak menghasilkan pembakaran ketika kompresi berlangsung. Bukan hanya tidak menghasilkan pembakaran, secara teknik perbedaan kompresi pada air jauh lebih tinggi dibandingkan bahan bakar. Tekanan itulah yang mengakibatkan batang piston bengkok, bahkan piston pecah.
Saat mobil mogok, nyalakan mesin dua sampai tiga kali. Jika tetap tidak bisa hidup, jangan dipaksa karena dapat merusak piston. Doronglah mobil sampai ke tempat yang aman.
Periksa saringan udara dari kemungkinan basah atau terendam air. Jika basah, copotlah untuk sementara. Buka pula tongkat pengukur oli dan lihat apakah warna oli berubah menjadi kecoklatan. Jika ya, berarti oli sudah kemasukkan air, sebaiknya jangan hidupkan dan hubungi bengkel terdekat.
Secara umum pemeriksaan dapat dimulai dari pengecekan busi. Cari kertas koran atau lap kering. Buka kap mesin dan keringkan bagian distributor, koil, busi, dan kabel busi. Coba nyalakan lagi sebanyak dua atau tiga kali. Jika tidak mau hidup, cabutlah kabel busi dan perhatikan apakah ada genangan air di sekitar busi. Buka tutup distributor dan keringkan.
Oleh karena itu, jangan paksakan menghidupkan mesin berulang-ulang saat mogok setelah melewati banjir.
Setelah mobil menyala, jangan lupa membawa ke bengkel untuk pengecekan keseluruhan mesin dan sistem kelistrikan. (diolah dari berbagai sumber)